Arsip:

SDGs 11 Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan

Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Sekolah Vokasi UGM Lakukan Pemantauan Deformasi Candi Prambanan dengan Teknologi Terestrial dan Satelit

Yogyakarta – Tim dosen dari Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), menggagas penelitian lanjutan mengenai pemantauan struktur dan deformasi Candi Prambanan. Penelitian ini memasuki tahap pengukuran kala ke empat yang dimulai sejak tahun 2022. Penelitian ini merupakan kolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Taman Wisata Candi (TWC), dan Museum Cagar Budaya (MCB).

Sebagai langkah awal, seluruh pihak terlibat menggelar rapat koordinasi pada 29 Juli 2025. Pertemuan ini bertujuan menyamakan pemahaman teknis serta strategi penelitian yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahap ke depan.

Metode pemantauan memanfaatkan kombinasi teknologi satelit dan peralatan survei terestrial. Pengamatan GNSS digunakan untuk titik-titik poligon utama maupun perapatan, Total Station digunakan untuk memantau pergerakan titik kontrol pada tubuh candi, sementara sipat datar dimanfaatkan guna memantau ketinggian pada titik kontrol yang ada di permukaan tanah. Pendekatan berlapis ini diyakini mampu menghasilkan gambaran yang akurat mengenai potensi pergeseran atau deformasi yang terjadi.

Menurut ketua tim peneliti, Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng. Sc. pendekatan ini penting agar deteksi dini terhadap kerentanan struktur bisa dilakukan. “Candi Prambanan tidak hanya bernilai sejarah, tetapi juga memiliki risiko kerusakan akibat faktor alam maupun aktivitas manusia. Dengan data ilmiah yang detail, tindakan konservasi dapat lebih terarah,” jelasnya.

Penelitian ini sekaligus mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain Tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dengan menjaga situs budaya dunia, Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui pemanfaatan teknologi pemantauan mutakhir, serta Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) karena melibatkan kerjasama multi-stakeholder dalam bidang pelestarian.

Harapannya, hasil riset ini tidak hanya menjadi pijakan bagi upaya konservasi jangka panjang, tetapi juga dapat memperkuat strategi perlindungan warisan budaya agar tetap terjaga keberadaannya dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Penelitian Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM Kembangkan Model Simulasi 3D Digital Twin Candi Prambanan untuk Pelestarian Warisan Budaya

Yogyakarta – Tim peneliti dari Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah melakukan penelitian pengembangan Model Simulasi 3D Digital Twin untuk melestarikan Candi Prambanan sebagai salah satu warisan budaya dunia. Penelitian ini dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Taman Wisata Candi (TWC), dan Museum Cagar Budaya (MCB).

Pengambilan data dilakukan secara langsung di kompleks Candi Prambanan dengan teknik pemotretan detail relief pada dinding candi menggunakan kamera beresolusi tinggi. Data tersebut kemudian diolah di Laboratorium Geomatika Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM untuk menghasilkan model digital berbasis Virtual Reality (VR). Model ini nantinya akan berfungsi sebagai digital twin, yakni representasi virtual dari Candi Prambanan yang dapat dimanfaatkan untuk pemantauan, konservasi, serta edukasi masyarakat luas.

Ketua tim peneliti, Ir. Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng. menjelaskan bahwa teknologi digital twin ini membuka peluang baru dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya. “Dengan adanya model 3D yang interaktif, kita tidak hanya membantu melestarikan artefak berharga secara fisik, tetapi juga menghadirkan cara baru bagi masyarakat dan generasi muda untuk memahami nilai sejarah dan budaya Candi Prambanan,” ungkapnya

Inovasi ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dengan fokus pada pelestarian warisan budaya dunia, Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, serta Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan pengembangan teknologi digital untuk konservasi.

Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan pelestarian warisan budaya di era digital. Ke depan, model simulasi 3D ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk pemantauan jumlah pengunjung, simulasi konservasi, hingga integrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT).

“Penelitian ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberlanjutan warisan budaya kita. Dengan digital twin, kita memastikan Prambanan tetap terjaga, dikenal, dan dapat dinikmati hingga generasi mendatang,” tutup ketua tim peneliti.

Program Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar (TSPD) Sekolah Vokasi UGM Raih Akreditasi Unggul

Yogyakarta – Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar (TSPD), Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, resmi meraih akreditasi Unggul dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik melalui Keputusan No. 0510/SK/LAM Teknik/VST/VIII/2025. Predikat ini berlaku sejak 14 Agustus 2025 hingga 20 Agustus 2030, sekaligus meningkatkan status akreditasi TSPD yang sebelumnya berada pada peringkat Baik.

Ketua Program Studi TSPD, Hidayat Panuntun, S.T., M.Eng., D.Sc, menyampaikan bahwapencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh sivitas akademika, mulai dari dosen,
tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga dukungan alumni dan mitra industri. “Akreditasi Unggul ini tidak hanya menjadi pengakuan kualitas penyelenggaraan pendidikan, tetapi
juga menjadi motivasi untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran, penelitian terapan, dan layanan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dalam proses akreditasi, tim asesor menilai berbagai aspek mulai dari kurikulum, kompetensi lulusan, kualitas tenaga pendidik, sarana prasarana laboratorium, hingga
jejaring kerja sama dengan mitra industri. TSPD dinilai mampu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, terutama di bidang pemetaan, survei geospasial, serta
pengembangan teknologi digital terapan.

Dengan perolehan akreditasi Unggul, lulusan TSPD SV UGM semakin memiliki daya saing tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, capaian ini diharapkan dapat
memperluas kesempatan kerja sama dengan industri jasa pemetaan, lembaga pemerintah, maupun sektor swasta yang membutuhkan tenaga ahli survei dan pemetaan.

Pencapaian akreditasi Unggul ini semakin memperkuat komitmen Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dalam menghasilkan sumber daya manusia unggul yang berintegritas, profesional, dan siap menghadapi tantangan era digital di bidang survei dan pemetaan dasar.

Mahasiswa TSPD Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM Laksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Mahasiswa angkatan 2022 program studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar (TSPD) Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) pada tanggal 16 – 28 Desember 2024 yang berlokasi di Desa Banyuripan, Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan PKL ini merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari di kampus ke dalam situasi nyata di lapangan.

Selama kegiatan PKL, mahasiswa terlibat dalam berbagai aktivitas survei dan pemetaan, yang mencakup penggunaan alat-alat ukur dalam bidang geospasial seperti GPS, Total Station, Waterpass. Proses pemetaan yang dilakukan dimulai dari tahap perencanaan, pengukuran lapangan, pengolahan data, hingga penyajian data dalam format yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Kegiatan PKL yang dilakukan ini menghasilkan peta manuskrip dan peta digital.

Kegiatan PKL ini diawali dengan persiapan yang matang, termasuk pembekalan tentang metodologi survei, teknik pemetaan, dan pengecekan terhadap alat-alat yang akan digunakan. Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa juga berinteraksi dengan masyarakat setempat. Hal ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk memahami dinamika kerjasama tim dan cara menyelesaikan masalah di lapangan.

Dengan pengalaman langsung ini, mahasiswa tidak hanya memperdalam pengetahuan teknis mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi, adaptasi, manajemen waktu, problem solving dan kerjasama dengan tim. Kemampuan ini sangat penting untuk membekali mahasiswa dalam memasuki dunia kerja, khususnya di bidang yang berkaitan dengan survei, pemetaan, dan teknologi geospasial.

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu
Ikon SDGs 8 Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan
Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Diseminasi Penelitian: Pemodelan 3D Candi Prambanan Level of Detail 4 dengan Pengukuran Akurasi Tinggi untuk Mengembangkan Pariwisata Digital

Yogyakarta – Pada hari Jumat, 6 Desember 2024, diselenggarakan kegiatan diseminasi hasil penelitian oleh Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan (TSPD) Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM di Hotel Santika. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Taman Wisata Candi, Balai Pelestarian Kebudayaan, Museum Cagar Budaya, serta mitra kerja dari sektor industri seperti PT Sonar Nusantara dan PT GeoBIM. Kehadiran mereka menandakan dukungan yang kuat terhadap upaya pelestarian warisan budaya serta pengembangan pariwisata berbasis teknologi.

Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar yang terdiri dari dosen dan mahasiswa TSPD Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM dengan PT Sonar Nusantara dan PT GeoBIM. Kerja sama ini memadukan keahlian dalam bidang teknologi pemetaan dan penguasaan pengetahuan budaya, untuk menciptakan model 3D Candi Prambanan yang tidak hanya presisi, tetapi juga kaya akan informasi. Dengan menggunakan teknologi terbaru, tim berhasil membuat representasi digital Candi Prambanan yang sangat detail, yang dapat menjadi aset berharga bagi pelestarian budaya. Produk model 3D Candi Prambanan ini dinamakan Tricita, yang merupakan singkatan dari 3D Candi: Informative, Timeless, and Accurate.

Tricita adalah sebuah produk inovatif berupa model 3D Candi Prambanan dengan Level of Detail (LoD) 4 yang dirancang untuk mendukung pengembangan pariwisata digital. Produk ini dihasilkan melalui proses pengukuran akurasi tinggi menggunakan kombinasi teknologi canggih seperti LiDAR, Terrestrial Laser Scanner (TLS), dan fotogrametri jarak dekat, serta pemrosesan geospasial presisi tinggi.

Tricita menawarkan detail visual yang realistis, menampilkan setiap elemen arsitektur candi secara mendalam, mulai dari patung, relief, hingga ornamen. Model ini didesain tidak hanya untuk visualisasi, tetapi juga menjadi sumber informasi serta sebagai basis data budaya yang akurat dan berkelanjutan karena dilengkapi dengan data semantik. Dengan pendekatan ini, Tricita mendukung pelestarian warisan budaya sekaligus memberikan pengalaman edukatif dan interaktif bagi wisatawan maupun peneliti.

Pemaparan hasil penelitian ini disampaikan oleh Bapak Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng. Sc, selaku ketua pelaksana penelitian. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung pelestarian warisan budaya serta membuka peluang baru bagi pengembangan pariwisata digital yang ramah lingkungan. Dengan model 3D Candi Prambanan, pengunjung dan peneliti dapat mengeksplorasi candi secara virtual, yang memungkinkan mereka untuk lebih memahami setiap detail arsitektur dan sejarahnya.

Tricita tidak hanya berperan dalam pelestarian budaya, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan potensi pariwisata digital Indonesia di era modern. Teknologi ini menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, sekaligus mendukung berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan, menjadikannya sebagai langkah penting menuju masa depan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berbasis pengetahuan.

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu
Ikon SDGs 8 Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi
Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan
Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Pemaparan Hasil Pemantauan Deformasi Permukaan Gunung Marapi Sebelum Peristiwa Erupsi Tahun 2023

Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2024 yang diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 19 Oktober 2024 menampilkan penelitian inovatif di bidang teknologi terapan. Salah satu presentasi unggulan datang dari peneliti Departemen Teknologi Kebumian UGM yang memaparkan terobosan dalam pemantauan gunung api menggunakan teknologi berbasis satelit.

Dr. Hidayat Panuntun dan Muhammad Iqbal Taftazani, M. Eng mempresentasikan hasil penelitian mereka berjudul “InSAR Imaging of Surface Deformation Due to the Volcanic Activity of Mount Marapi, Indonesia.” Penelitian ini mengungkapkan penggunaan teknologi Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) untuk memantau deformasi permukaan akibat aktivitas vulkanik di Gunung Marapi, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia yang terletak di Provinsi Sumatra Barat.

Gunung Marapi tercatat mengalami aktivitas vulkanik tinggi pada tahun 2022–2023, dengan beberapa letusan besar yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan korban jiwa di wilayah sekitarnya, termasuk Kota Padang. Peristiwa ini menegaskan perlunya pengembangan teknologi untuk mitigasi bencana. Dalam penelitian ini, Dr. Hidayat dan timnya menggunakan data dari tahun 2015 hingga 2023 untuk menganalisis tren deformasi permukaan gunung tersebut. Teknik InSAR timeseries yang digunakan memungkinkan pemantauan inflasi di sekitar kaldera Gunung Marapi, yang merupakan tanda awal pergerakan magma menuju permukaan sebelum terjadinya erupsi.

Penelitian ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama Tujuan 11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan) dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Dengan menyediakan informasi yang akurat dan terperinci untuk mitigasi bencana vulkanik, penelitian ini berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana serta memperkuat sistem peringatan dini.

Dengan memanfaatkan perangkat lunak canggih seperti LiCSAR dan LiCSBAS, penelitian ini menegaskan bahwa teknologi berbasis satelit dapat menjadi alat vital dalam pemantauan deformasi gunung api secara rutin. Temuan ini diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi mitigasi bencana yang lebih terintegrasi di masa mendatang.

 

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

Ikon SDGs 13 Penanganan perubahan iklim

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Program Pengabdian kepada Masyarakat : Pembuatan Peta Kependudukan Padukuhan Banyunganti Kidul Kalurahan Kaliagung Kabupaten Kulon Progo

 

Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian kepada Masyarakat (SNH2PM) adalah salah satu agenda wajib yang harus dihadiri oleh tim pengabdian kepada masyarakat Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar (TSPD). Pada seminar tersebut, Hidayat Panuntun S.T., M.Eng. D.Sc.  selaku dosen TSPD, mempresentasikan hasil pengabdian kepada masyarakat yang berjudul Pembuatan Peta Kependudukan Padukuhan Banyunganti Kidul Kalurahan Kaliagung, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo dalam Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNH2PM) 2024. Kegiatan ini mendukung beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Kegiatan pengabdian ini berkontribusi langsung pada SDG 1: Tanpa Kemiskinan, mengingat Kalurahan Kaliagung adalah salah satu wilayah dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kulon Progo. Peta kependudukan yang dikembangkan dari kegiatan ini memberikan informasi mendetail tentang distribusi rumah tangga, memungkinkan pemerintah desa untuk melakukan intervensi sosial-ekonomi yang lebih tepat sasaran bagi warga yang membutuhkan.

Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar juga berperan dalam mendukung SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Dengan data kependudukan spasial yang akurat, pemerintah lokal dapat lebih efektif merancang dan mengimplementasikan program kesehatan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan setempat. Akses layanan kesehatan dan program peningkatan kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui pemetaan yang menyeluruh.

Selanjutnya, peta ini juga berkontribusi pada SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Informasi spasial yang detail di Padukuhan Banyunganti Kidul ini diharapkan menjadi model untuk pengembangan data spasial di wilayah pedesaan lainnya. Pemerintah dapat menggunakan peta ini untuk mendukung perencanaan pembangunan yang lebih berkelanjutan dan menjaga kualitas lingkungan di tingkat desa.

Dengan adanya peta ini, Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar berharap dapat memberikan kontribusi strategis dalam perencanaan pembangunan berbasis data yang faktual. Informasi lengkap mengenai lokasi dan atribut setiap rumah tangga membantu pemerintah desa dalam membuat kebijakan yang lebih inklusif dan berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kolaborasi antara akademisi dan pemerintah lokal dalam program pengabdian ini menunjukkan pentingnya data spasial yang berkualitas untuk mendukung pencapaian SDGs di tingkat desa. Hasil dari kegiatan ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kalurahan Kaliagung tetapi juga menjadi model yang dapat diaplikasikan di wilayah lainnya.

 

Ikon SDGs 1 Menghapus Kemiskinan

Ikon SDGs 3 Kesehatan yang baik dan kesejahteraan

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Survei Data Kependudukan untuk mendukung Basisdata Kependudukan Desa

Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Padukuhan Banyunganti Kidul, Kalurahan Kaliagung, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini dipimpin oleh Hidayat Panuntun S.T., M. Eng., D.Sc. dosen Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar.

Dalam rangka menciptakan data kependudukan yang akurat, kegiatan ini menggunakan metode survei lapangan dan digitalisasi peta yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan persiapan dan verifikasi peta dasar yang telah dibuat pada program pengabdian sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan survei lapangan. Untuk memastikan akurasi posisi setiap rumah, tim menggunakan GPS handheld dalam proses penandaan lokasi, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak QGIS dan AutoCAD. Pengumpulan data demografis ini, yang mencakup informasi jumlah kepala keluarga di setiap rumah, mendukung SDG 1: Tanpa Kemiskinan dengan menyediakan data yang dapat membantu pemerintah desa dalam memetakan wilayah miskin dan menargetkan bantuan dengan lebih tepat.

Penerapan metode ini juga berkontribusi pada SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Melalui penggunaan teknologi GIS dan perangkat keras pemetaan yang canggih, kegiatan ini menghasilkan data spasial berkualitas yang dapat digunakan sebagai infrastruktur dasar untuk pengambilan keputusan berbasis bukti. Peta yang dihasilkan dapat memfasilitasi perencanaan inovatif dan mendukung pembangunan infrastruktur sosial di masa depan.

Selain itu, data kependudukan yang diperoleh sangat relevan bagi SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Informasi spasial yang mendetail membantu pemerintah setempat merencanakan kawasan permukiman yang lebih baik, dengan tata kelola yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya data kependudukan yang akurat, pemerintah lokal dapat merancang strategi pembangunan dan layanan yang responsif terhadap kebutuhan warga, termasuk pengembangan permukiman yang layak dan berkelanjutan.

Metode yang diterapkan oleh Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar ini menunjukkan pentingnya data spasial dalam mendukung pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi akademisi dan pemerintah lokal dalam kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain dalam pencapaian SDGs melalui teknologi pemetaan dan survei lapangan.

Ikon SDGs 1 Menghapus Kemiskinan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Meningkatkan Tata Kelola dan Pengambilan Keputusan di Tingkat Desa

Pemerintah desa dan kelurahan semakin menyadari pentingnya menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan pengambilan keputusan. Salah satu teknologi yang saat ini digunakan di beberapa desa adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG adalah sebuah sistem yang membantu mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang memiliki informasi lokasi atau geografis. Data yang dikumpulkan SIG tidak hanya berupa angka atau teks, tetapi juga posisi di peta, seperti lokasi rumah, fasilitas umum, atau batas wilayah. Dengan menggunakan SIG, pemerintah desa bisa mengetahui distribusi penduduk, fasilitas yang tersedia, hingga kondisi jalan secara visual dan rinci.

SIG juga mendukung Analisis Spasial dan Spatial Decision Support System (SDSS), yang berperan besar dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi. Analisis spasial adalah proses mengkaji data geografis untuk mendapatkan wawasan lebih dalam, misalnya untuk melihat daerah dengan kepadatan penduduk tinggi atau wilayah yang jauh dari akses kesehatan. Dengan adanya SDSS, SIG dapat membantu pemerintah desa mengambil keputusan yang lebih baik dengan memberikan berbagai opsi dan analisis. Contohnya, pemerintah desa bisa menentukan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas umum baru berdasarkan data spasial yang ada, sehingga fasilitas tersebut dapat diakses oleh lebih banyak warga.

Penerapan SIG dan SDSS di tingkat kelurahan atau desa menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan desa yang lebih terarah. Teknologi ini menjadi bagian dari konsep Smart Village, di mana desa menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan SIG, desa dapat mengelola sumber daya alam, infrastruktur, dan layanan publik dengan lebih baik. Hal ini sejalan dengan beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG’s), seperti mengurangi kemiskinan, menyediakan akses infrastruktur yang layak, dan memperkuat pembangunan desa berkelanjutan.

 

Gambar 1. Contoh Penerapan SDSS dalam Penentuan Lokasi Pos Ronda Baru di Desa

 

Salah satu contoh pemanfaatan SIG di tingkat kelurahan dapat dilihat di Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Melalui program yang diinisiasi oleh Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Kalurahan Kaliagung mengembangkan basis data kependudukan spasial yang mencakup informasi penting seperti lokasi rumah penduduk, batas RT, jalan, dan fasilitas umum. Kegiatan ini diketuai oleh Ir. Hanif Ilmawan S.T., M.Eng dosen Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei Pemetaan Dasar. Data tersebut disusun sebagai dasar bagi pemerintah kalurahan untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dan relevan. Misalnya, mereka dapat mengetahui daerah mana yang membutuhkan fasilitas tambahan atau infrastruktur yang perlu diperbaiki.

Dengan adanya SIG, Pemerintah Kalurahan Kaliagung kini memiliki sistem pendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Data spasial ini menjadi acuan penting untuk merencanakan program-program pengembangan di masa depan secara lebih tepat sasaran dan efektif. Inisiatif ini selaras dengan visi dan misi pemerintah Republik Indonesia yang menekankan pentingnya pemerataan pembangunan hingga ke tingkat desa. Pemerintah RI telah mencanangkan visi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan layanan publik yang terjangkau.

Implementasi SIG sebagai bagian dari pengembangan desa cerdas (Smart Village) mendukung visi ini dengan memberikan akses data yang akurat dan berbasis lokasi. Ini memungkinkan pemerintah desa untuk mengambil langkah-langkah nyata dalam meningkatkan fasilitas umum, mendukung produktivitas ekonomi desa, serta memantau kebutuhan sosial masyarakatnya. Program berbasis SIG seperti ini diharapkan menjadi contoh nyata penerapan teknologi untuk memperkuat tata kelola dan pelayanan publik di desa-desa di seluruh Indonesia, sesuai dengan misi pemerintah RI dalam memajukan desa sebagai fondasi pembangunan nasional dan mengakselerasi pencapaian SDG’s di tingkat lokal.

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

Dukung Pengembangan Smart Village, TSPD SV UGM Kembangkan Basis Data Spasial di Kalurahan Kaliagung

Kulon Progo, 9 November 2024 – Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), sukses menginisiasi program pengabdian masyarakat berupa pembuatan basis data kependudukan spasial di Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Program ini merupakan kelanjutan dari proyek pada tahun sebelumnya, dan tahun ini berfokus pada pengembangan sistem basis data spasial di Dusun Banyunganti Kidul sebagai proyek percontohan.

Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri, Kalurahan Kaliagung tergolong sebagai Desa Ekstrem Miskin di Kulon Progo. Program ini diharapkan dapat memberikan dukungan signifikan terhadap tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya terkait pengembangan Smart Village dan pengurangan kemiskinan melalui teknologi. Program ini juga melibatkan mahasiswa program Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, yang bekerja sama dengan pamong kalurahan untuk pengumpulan data secara langsung di lapangan.

Pendekatan Teknologi SIG untuk Pembangunan Berkelanjutan

Dalam kegiatan ini, tim pengabdian masyarakat menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alat utama untuk mengintegrasikan data kependudukan dengan aspek spasial, menciptakan sistem basis data yang komprehensif. SIG berfungsi mengolah data yang mencakup informasi geografis seperti lokasi rumah penduduk, batas wilayah administrasi, dan akses ke fasilitas umum. Penggunaan SIG memungkinkan data kependudukan tersebut dikaitkan langsung dengan peta digital, sehingga informasi yang dihasilkan tidak hanya berupa angka dan teks, tetapi juga dilengkapi dengan visualisasi spasial yang mudah dipahami. Dengan demikian, SIG membantu memetakan distribusi penduduk secara lebih efektif, sekaligus memberi gambaran tentang kepadatan, persebaran, dan karakteristik wilayah tertentu.

Fungsi utama SIG dalam analisis spasial adalah menyediakan kerangka untuk menggabungkan berbagai lapisan data menjadi satu basis data terpadu yang dapat dianalisis secara mendalam. Dalam proyek ini, SIG memungkinkan tim untuk melakukan overlay atau tumpang-tindih data spasial, seperti menggabungkan peta lokasi rumah penduduk dengan fasilitas umum, jalan, dan batas-batas administrasi. Analisis ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi, misalnya untuk menentukan daerah yang membutuhkan fasilitas kesehatan, mengidentifikasi wilayah yang padat penduduk, atau memahami keterjangkauan fasilitas umum bagi warga. Dengan SIG, pemerintah dapat membuat kebijakan yang lebih tepat dan berbasis data untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Kalurahan Kaliagung, selaras dengan tujuan desa cerdas (Smart Village) dan SDG’s.

 

Tahapan Pengembangan Basis Data

Proses pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap:

  1. Pengumpulan Data: Tim melaksanakan survei door-to-door untuk memperoleh data kependudukan langsung dari warga, termasuk data Kartu Keluarga (KK), kepala keluarga, dan foto rumah. Data spasial seperti lokasi rumah diperoleh dari digitasi foto udara hasil pengabdian tahun sebelumnya.
  2. Pembuatan Basis Data Spasial: Data yang dikumpulkan diolah dan diintegrasikan dengan data spasial dalam sebuah basis data menggunakan aplikasi SIG.
  3. Penyerahan dan Sharing Knowledge: Hasil akhir basis data spasial diserahkan kepada Pemerintah Kalurahan Kaliagung. Selain itu, dilaksanakan sesi pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur kalurahan dalam mengelola dan memperbarui data secara mandiri.

 

 

Gambar 1. Tim Pengabdian TSPD Melaksanakan Survei Data Kependudukan Bersama Pemerintah Kalurahan Kaliagung.

Hasil dan Dampak

Data spasial yang dikembangkan dalam bentuk shapefile memudahkan akses data kependudukan dengan informasi yang lengkap saat data titik dipilih, termasuk informasi lokasi rumah dan data demografis terkait. Program ini diharapkan menjadi landasan bagi Pemerintah Kalurahan Kaliagung untuk melakukan analisis tematik sesuai kebutuhan setempat.

Gambar 2. Hasil Pengembangan Basis Data Spasial Kependudukan
pada Sistem Informasi Geografis

“Program pengabdian ini mendukung Kalurahan Kaliagung dalam mengelola data secara mandiri dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan Smart Village yang berkelanjutan. Teknologi seperti ini menjadi kunci dalam pengambilan keputusan berbasis data,” ujar Ridho Haikal Permana, perwakilan tim dari Sekolah Vokasi UGM yang mempresentasikan kegiatan ini dalam Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian Masyarakat di Gedung Field Research Center UGM (09/11).

Dengan program ini, Pemerintah Kalurahan Kaliagung diharapkan mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan basis data spasial untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis data. Basis data spasial ini menjadi sumber informasi penting bagi berbagai sektor, seperti pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, serta layanan kesehatan dan pendidikan. Dengan data yang akurat dan selalu diperbarui, pemerintah kalurahan dapat merespons kebutuhan masyarakat secara lebih efektif dan efisien, serta mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus. Selain itu, kemampuan petugas kalurahan dalam mengelola data ini juga diharapkan terus meningkat, sehingga Kalurahan Kaliagung dapat lebih mandiri dalam melakukan analisis spasial sesuai kebutuhan mereka.

Di masa depan, program ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih luas dengan menambahkan berbagai jenis data tematik lainnya, seperti data ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan integrasi data yang lebih beragam, basis data spasial ini dapat menjadi landasan bagi analisis yang lebih kompleks dan mendalam, seperti pemetaan kemiskinan, distribusi ekonomi lokal, atau mitigasi risiko bencana. Program ini juga membuka peluang bagi kolaborasi lebih lanjut dengan lembaga pendidikan dan pemerintah daerah dalam pengembangan kapasitas teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi model bagi kalurahan lain dalam mewujudkan Smart Village yang mendukung SDG’s dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.

 

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan