Arsip:

SDGs 9 Infrastruktur, Industri dan Inovasi

Survei Data Kependudukan untuk mendukung Basisdata Kependudukan Desa

Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Padukuhan Banyunganti Kidul, Kalurahan Kaliagung, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini dipimpin oleh Hidayat Panuntun S.T., M. Eng., D.Sc. dosen Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar.

Dalam rangka menciptakan data kependudukan yang akurat, kegiatan ini menggunakan metode survei lapangan dan digitalisasi peta yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan persiapan dan verifikasi peta dasar yang telah dibuat pada program pengabdian sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan survei lapangan. Untuk memastikan akurasi posisi setiap rumah, tim menggunakan GPS handheld dalam proses penandaan lokasi, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak QGIS dan AutoCAD. Pengumpulan data demografis ini, yang mencakup informasi jumlah kepala keluarga di setiap rumah, mendukung SDG 1: Tanpa Kemiskinan dengan menyediakan data yang dapat membantu pemerintah desa dalam memetakan wilayah miskin dan menargetkan bantuan dengan lebih tepat.

Penerapan metode ini juga berkontribusi pada SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Melalui penggunaan teknologi GIS dan perangkat keras pemetaan yang canggih, kegiatan ini menghasilkan data spasial berkualitas yang dapat digunakan sebagai infrastruktur dasar untuk pengambilan keputusan berbasis bukti. Peta yang dihasilkan dapat memfasilitasi perencanaan inovatif dan mendukung pembangunan infrastruktur sosial di masa depan.

Selain itu, data kependudukan yang diperoleh sangat relevan bagi SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Informasi spasial yang mendetail membantu pemerintah setempat merencanakan kawasan permukiman yang lebih baik, dengan tata kelola yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya data kependudukan yang akurat, pemerintah lokal dapat merancang strategi pembangunan dan layanan yang responsif terhadap kebutuhan warga, termasuk pengembangan permukiman yang layak dan berkelanjutan.

Metode yang diterapkan oleh Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar ini menunjukkan pentingnya data spasial dalam mendukung pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi akademisi dan pemerintah lokal dalam kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi wilayah lain dalam pencapaian SDGs melalui teknologi pemetaan dan survei lapangan.

Ikon SDGs 1 Menghapus Kemiskinan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemaparan Hasil Penelitian tentang Integrasi Model 3D Solid Dan 3D Mesh untuk Pembuatan Model Eksterior Candi Garuda pada Seminar Nasional Teknologi Terapan 2024

Dalam upaya melestarikan warisan budaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi di bidang arkeologi, Ir. Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng, dosen dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, UGM mempresentasikan hasil penelitiannya mengenai pemodelan Candi Garuda yang terletak di kompleks Candi Prambanan. Dengan mengintegrasikan model 3D struktur bangunan dan relief candi, penelitian ini bertujuan mendukung HBIM (Heritage Building Information Modelling) sebagai metode inovatif dalam konservasi bangunan bersejarah. Hasil penelitian yang dikerjakan bersama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X ini dipaparkan pada Seminar Nasional Teknologi Terapan 2024 di Gedung TILC (Teaching Industry Learning Center), Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 19 Oktober 2024.

Pemodelan 3D Candi Garuda yang dikembangkan Ir. Erlyna dan tim memungkinkan pencatatan digital struktur arsitektural serta detail relief secara rinci. Melalui teknologi pemetaan 3D, tim berhasil mendokumentasikan setiap aspek penting dari bangunan candi, sehingga dapat digunakan untuk memantau kondisi fisik serta membantu proses konservasi berkelanjutan di masa depan. HBIM yang dihasilkan memungkinkan simulasi inventaris dan perawatan, sehingga pendokumentasian serta pemeliharaan candi dapat dilakukan dengan lebih terukur dan efisien.
Dalam paparannya, Ir. Erlyna menjelaskan bahwa penelitian ini selaras dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 11, yaitu Menciptakan Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, serta tujuan nomor 9, yaitu Mendorong Inovasi dan Infrastruktur. Pemodelan candi dengan metode HBIM ini menyediakan data yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi pelestarian budaya, menjaga nilai historis bangunan, dan memastikan ketahanan situs-situs bersejarah dalam menghadapi tantangan alam maupun lingkungan.
Tak hanya itu, penelitian ini juga berpotensi mendukung tujuan SDGs nomor 4, Pendidikan Berkualitas, integrasi kedua pendekatan 3D solid dan 3D mesh untuk menghasilkan visualisasi yang realistis dan dapat digunakan dalam pelestarian serta pengembangan rekonstruksi arsitektur candi. Penelitian ini dapat menjadi kontribusi penting dalam bidang pelestarian digital warisan budaya.

Kolaborasi antara pihak akademisi dan lembaga kebudayaan seperti BPK Wilayah X menjadi kunci keberhasilan penelitian ini. Hal ini selaras dengan SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Ir. Erlyna berharap pemodelan 3D ini dapat menjadi pionir dalam pemanfaatan teknologi untuk melindungi warisan budaya dan mendukung berbagai inisiatif pelestarian budaya di seluruh Indonesia.

 

 

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Digitalisasi Cagar Budaya: Teknologi HBIM pada Bangunan Herman Yohannes dan Tjahjana Adi di Kompleks Pantja Dharma

Proyek digitalisasi dan dokumentasi 3D bangunan bersejarah semakin menjadi prioritas dalam upaya pelestarian warisan budaya. Salah satu upaya penting yang tengah dilaksanakan adalah pembuatan model 3D dua bangunan bersejarah, yaitu Bangunan Herman Yohannes dan Tjahjana Adi, yang berada di kompleks Pantja Dharma. Proses ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga untuk mengembangkan sistem Heritage Building Information Modeling (HBIM), yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan dan pelestarian bangunan cagar budaya di masa depan.

 

 

Pendokumentasian dan pembuatan model 3D kedua bangunan ini memiliki tujuan strategis. Pertama, digitalisasi arsip merupakan langkah penting untuk memastikan warisan budaya tetap terjaga dan dapat diakses oleh generasi mendatang. Mengingat usia bangunan-bangunan ini, risiko kerusakan dan pelapukan sangat tinggi. Dengan digitalisasi, bentuk fisik dan detail arsitektur dapat terdokumentasi secara akurat, sekaligus menyimpan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk konservasi lebih lanjut.

Kedua, proyek ini juga bertujuan untuk mengembangkan Heritage Building Information Modeling (HBIM), sebuah sistem manajemen informasi yang memadukan teknologi modern dengan arsitektur bangunan bersejarah. HBIM memungkinkan pengelolaan bangunan cagar budaya secara lebih efisien, baik dari segi perawatan, restorasi, maupun penelitian akademis. Melalui pemodelan ini, data struktur bangunan dapat dianalisis secara mendalam, yang memungkinkan perawatan bangunan berdasarkan informasi yang akurat dan komprehensif.

 

 

Pemodelan 3D bangunan Herman Yohannes dan Tjahjana Adi dilakukan dengan menggunakan metode point cloud, yang dihasilkan dari pengukuran laser scanner. Teknologi laser scanning ini mampu menghasilkan jutaan titik data yang merekam setiap detail bangunan dengan akurasi tinggi. Setiap sudut dan elemen bangunan dipindai untuk menghasilkan representasi visual yang sangat presisi.

Data point cloud yang dihasilkan kemudian diolah menjadi model digital menggunakan perangkat lunak pemodelan 3D. Proses ini melibatkan konversi data mentah menjadi bentuk geometris yang akurat, termasuk struktur dinding, atap, jendela, serta elemen arsitektur lainnya. Setelah tahap ini, model tersebut diintegrasikan ke dalam sistem HBIM, di mana informasi terkait bahan bangunan, teknik konstruksi, dan sejarah bangunan juga dapat ditambahkan. Dengan demikian, HBIM tidak hanya menyajikan bentuk fisik bangunan, tetapi juga informasi penting yang mendukung pengelolaannya.

 

 

Model 3D bangunan Herman Yohannes dan Tjahjana Adi membuka berbagai peluang pengembangan di masa mendatang. Salah satu potensi utama adalah dalam upaya konservasi dan restorasi bangunan. Dengan adanya model digital yang sangat akurat, pihak berwenang dapat melakukan pemantauan kondisi bangunan secara berkala, mengidentifikasi kerusakan, dan merencanakan restorasi dengan lebih efisien. Selain itu, model ini juga dapat digunakan untuk simulasi restorasi, sehingga pihak konservator dapat melakukan perencanaan yang matang sebelum memulai pekerjaan fisik di lapangan.

 

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

Ikon SDGs 13 Penanganan perubahan iklim

 

 

 

 

 

Mengabadikan Sejarah: Digitalisasi dan Dokumentasi 3D Cagar Budaya Pantja Dharma

Tim peneliti dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), telah melakukan pengukuran 3D di Kawasan Pantja Dharma, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini bertujuan untuk mendokumentasikan secara digital bangunan cagar budaya yang ada di kawasan tersebut menggunakan teknologi Terrestrial Laser Scanner (TLS). Proses pengukuran berlangsung dari tanggal 15 Januari hingga 8 Februari 2024 dan bertujuan untuk melestarikan warisan budaya melalui digitalisasi yang akurat.

Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah cloud-to-cloud yang memungkinkan setiap titik data dari alat TLS memiliki tingkat overlap sebesar 30-40 persen untuk memastikan kualitas dan keselarasan data yang dihasilkan. Metode ini memberikan gambaran lengkap dan detail dari struktur bangunan yang diukur, yang kemudian dikonversi menjadi point cloud. Data yang dihasilkan dari teknologi TLS memberikan representasi geometri yang akurat dan memadai sebagai bagian dari upaya Reality Capture.

 

 

Pengukuran ini memiliki peran penting dalam melengkapi data dokumentasi digital guna menjaga dan melestarikan objek-objek cagar budaya. Kawasan Pantja Dharma, dengan nilai sejarahnya, harus didokumentasikan secara menyeluruh agar informasi detail mengenai kondisi fisik bangunan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di masa depan. Hal ini sejalan dengan status Kawasan Pantja Dharma yang kini telah mendapatkan predikat Cagar Budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 211/KEP/2024. Selain itu, data ini mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek pelestarian warisan budaya dan pembangunan berkelanjutan.

Dokumentasi digital ini diharapkan dapat membantu para konservator, arkeolog, dan pihak terkait lainnya dalam merencanakan strategi pemeliharaan dan restorasi bangunan dengan lebih baik dan tepat. Data yang dihasilkan juga berpotensi menjadi acuan dalam upaya pendidikan dan penelitian di bidang pelestarian cagar budaya.

 

 

Koordinator tim peneliti, Hanif Ilmawan, S.T., M.Eng. menyatakan, “Penggunaan teknologi TLS ini merupakan langkah penting dalam menjaga warisan budaya di kawasan Pantja Dharma. Dengan dokumentasi digital, kami dapat memonitor kondisi bangunan secara berkelanjutan dan merencanakan tindakan pelestarian yang lebih efektif.” Kegiatan ini menunjukkan pentingnya dokumentasi digital untuk menjaga kelestarian objek-objek cagar budaya di Indonesia, terutama di kawasan bersejarah seperti Pantja Dharma, yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur tinggi.

 

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

Penelitian Pemodelan 3D Candi Prambanan oleh Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar UGM

Sleman, 1 Agustus 2024 – Tim peneliti dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), telah melakukan penelitian inovatif terkait pemodelan 3D Candi Prambanan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model tiga dimensi yang detail dari bangunan candi beserta relief-relief bersejarahnya. Proses akuisisi data lapangan berlangsung dari tanggal 10 hingga 23 Juli 2024, menggunakan kamera untuk memotret relief yang terpahat di dinding candi.

Dengan pendekatan teknologi fotogrametri, setiap relief difoto dari berbagai sudut untuk menghasilkan representasi 3D yang akurat dan realistis. Penelitian ini berfokus pada Candi Garuda yang berada di kompleks Candi Prambanan. Hasil penelitian ini tak hanya membuat visualisasi 3D saja, tetapi juga memberikan atribut semantik pada setiap relief. Hal ini memungkinkan informasi mendetail terkait relief-relief tersebut dapat dihubungkan dengan model digital. Penggunaan atribut semantik dalam model ini merupakan langkah penting menuju penerapan HBIM (Heritage Building Information Modelling), yaitu sebuah metode yang menggabungkan teknologi informasi bangunan dengan pelestarian warisan budaya.

 

 

Dengan adanya HBIM, data 3D yang dihasilkan tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, tetapi juga sangat bermanfaat dalam proses rekonstruksi dan restorasi Candi Prambanan di masa depan. Para peneliti berharap teknologi ini dapat membantu para konservator dan arkeolog dalam melakukan analisis dan pemeliharaan candi secara lebih efisien dan akurat.

Koordinator tim peneliti, Ir. Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng. mengungkapkan, “Penelitian ini merupakan langkah penting dalam melestarikan Candi Prambanan dengan menggunakan teknologi modern. Dengan pemodelan 3D dan HBIM, tidak hanya mengamati kondisi fisik candi saat ini, tetapi juga merencanakan strategi restorasi yang lebih baik ke depannya.” Penelitian ini tidak hanya berdampak pada kelestarian Candi Prambanan, tetapi juga membuka jalan baru bagi penggunaan teknologi pemodelan bangunan untuk pelestarian warisan budaya di Indonesia.

 

 

Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

 

 

 

 

 

Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Melakukan Penelitian Pemantauan Deformasi di Candi Prambanan

Sleman, 24 Juli 2024 – Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, UGM melakukan penelitian tentang deformasi di Candi Prambanan. Penelitian deformasi di Candi Prambanan dilakukansecara berkala tiap tahun sejak 2022 dan memasuki tahun ketiga pada 2024. Penelitian ini bertujuan untuk memantau perubahan struktur Candi Prambanan yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng.Sc. dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian dengan pendanaan dari Sekolah Vokasi, UGM.

 

 

Pemantauan deformasi dilakukan dengan menggunakan beberapa alat teknologi presisi tinggi, yaitu GNSS, waterpass, dan total station. GNSS digunakan untuk memantau pergeseran horizontal dan Waterpass digunakan untuk memantau pergeseran vertikal di sekitar Candi Prambanan. Total station digunakan untuk memantau pergeseran titik kontrol yang dipasang di tubuh candi. Pengambilan data lapangan dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu, dari tanggal 8 hingga 23 Juli 2024, untuk mendapatkan data yang akurat terkait pergerakan tanah dan perubahan struktur bangunan.

 

 

Koordinator tim peneliti menyampaikan bahwa “Pemantauan deformasi ini penting untuk memantau perubahan mikro dalam struktur candi, yang dapat memberikan indikasi awal terhadap potensi kerusakan. Dengan data yang kami kumpulkan, kami dapat menganalisis pergerakan tanah dan struktur secara lebih rinci, sehingga dapat memitigasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang.”

Proses pengambilan data deformasi di Candi Prambanan melibatkan pengukuran dari beberapa titik kontrol di sekitar candi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode yang mampu mendeteksi pergerakan dalam skala milimeter. Tahun ini menjadi langkah penting untuk membandingkan hasil dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tren pergerakan atau perubahan dapat dilihat secara lebih jelas.

 

 

Hasil dari pemantauan deformasi ini diharapkan dapat membantu para konservator dan arkeolog dalam menjaga dan merestorasi Candi Prambanan dengan tepat, sehingga warisan budaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Proyek ini juga menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi geospasial dan teknik pengukuran presisi dalam melindungi situs budaya.

 

Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

 
 
 
 
 

Rapat Koordinasi Penelitian Pelestarian Cagar Budaya Candi Prambanan

Kamis, 27 Juni 2023,  Tim Peneliti dari Teknologi Survei Pemetaan Dasar Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM bersama dengan perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), Museum Candi Prambanan (MCB), dan Taman Wisata Candi (TWC)  melakukan rapat koordinasi untuk pelaksanaan penelitian di Candi Prambanan.

Candi Prambanan merupakan salah satu situs bersejarah umat beragama  Hindu yang perlu dilestarikan. Situs ini berada di perbatasan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi Prambanan berada pada struktur tanah pasir dan di sisi sebelah barat terdapat aliran  sungai Opak sehingga membuat struktur tanah yang menopang candi Prambanan menjadi labil. Pada sungai Opak juga terdapat sesar yang dapat mempengaruhi kestabilan Candi Prambanan. Sebagai upaya pelestarian dan perlindungan terhadap warisan budaya, Tim peneliti dari Program Studi Teknologi Survei Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan pemantauan deformasi pada Candi Prambanan yang berada di wilayah rawan gempa. Selain itu, tim penelitian juga memodelkan bangunan candi dalam model 3D untuk dokumentasi digital.

 

 

Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Balai Pelestarian Kebudayaan Unit Prambanan ini bertujuan untuk merencanakan penelitian di Candi Prambanan. Ir. Hanif Ilmawan S.T., M.Eng., tim peneliti dari UGM menjelaskan bahwa deformasi dan pemodelan 3D merupakan isu kritis yang menjadi tantangan dalam hal konservasi dan pemeliharaan untuk memastikan kelestarian candi. “Penelitian ini bertujuan untuk melakukan survei dan studi mendalam terkait pemodelan 3D dan deformasi pada struktur Candi Prambanan. Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi untuk tindakan pelestarian yang diperlukan,” ungkapnya.

Selama pertemuan, semua peserta mendiskusikan metodologi yang akan digunakan selama penelitian, termasuk pengumpulan data, pemodelan 3D, serta analisis kondisi fisik bangunan. Tim dari BPK, MCB, dan TWC juga menyampaikan pentingnya penelitian ini dalam konteks pengelolaan dan pelestarian situs budaya yang memiliki nilai historis yang tinggi.

Pihak MCB menekankan bahwa hasil dari penelitian ini tidak hanya akan memberi wawasan tentang kondisi struktur candi tetapi juga membantu dalam meningkatkan aspek pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga warisan budaya. Sementara itu, BPK dan TWC berkomitmen untuk mendukung upaya penelitian ini.

Pertemuan ini diakhiri dengan kesepahaman untuk menjalin kerja sama yang berkelanjutan guna mendukung penelitian dan program pelestarian Candi Prambanan di masa mendatang. Semua pihak berharap bahwa penelitian ini akan membawa manfaat yang signifikan dalam upaya menjaga salah satu cagar budaya terpenting Indonesia

 

Ikon SDGs 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

 

 

 

 

 

Mahasiswa TSPD Selenggarakan Pelatihan GETWISE: Meningkatkan Keterampilan Analisa Banjir dengan HEC-RAS

Minggu, 24 Maret 2024 – Mahasiswa TSPD mengadakan pelatihan tentang penggunaan software HEC-RAS mengenai analisis data manajemen risiko banjir untuk masyarakat umum, khususnya untuk mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Acara ini diprakarsai oleh Keluarga Mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, di Hall Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada. Pelatihan ini diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang analisa data spasial dan memperkenalkan mahasiswa dengan dunia industri.

 

 

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan hard skill para mahasiswa dan masyarakat umum dalam menggunakan software HEC-RAS guna analisis dan manajemen risiko banjir. Menimbang di dunia kerja software HEC-RAS sangat dibutuhkan. Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan kepada para mahasiswa dan masyarakat umum terkait software HEC-RAS.

Kegiatan pelatihan ini mengundang narasumber yang tentunya berkredibilitas untuk bisa memberikan pelatihan kepada mahasiswa mengenai analisis spasial yaitu Laily Fadhilah Sabilal Haque yang merupakan mahasiswa lulusan Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi, UGM

 

 

Kegiatan ini dihadiri kurang lebih sekitar 100 pendaftar mulai dari Mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar hingga Mahasiswa yang berasal dari Universitas lain.
“Saya berharap mahasiswa TSPD dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh setelah mengikuti pelatihan ini untuk menganalisis risiko banjir menggunakan software HEC-RAS dan yang kedua saya berharap acara ini dapat menjadi Langkah awal untuk menyelenggarakan lebih banyak pelatihan di masa mendatang yang mungkin pengetahuan seperti ini tidak didapatkan waktu perkuliahan” ujar Fakhri Fairuz selaku ketua pelaksana kegiatan GETWISE di hall DTK SV UGM.

Penulis: Putri Shafaa Salsabila

 

 

 

 

 

 

Tiga Mahasiswa TSPD SV UGM Menangkan Juara 1 Sayembara Karya Tulis Ilmiah PT Kompas Navigasi Indonesia dengan Rancang Aplikasi AGRIDOC

Yogyakarta, 14 Mei 2024 – Tiga Mahasiswa Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Sekolah Vokasi UGM kembali mengukir prestasi gemilang dalam ajang kompetisi tingkat nasional. Pada lomba Sayembara Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh PT Kompas Navigasi Indonesia, tim mahasiswa TSPD UGM berhasil meraih juara pertama, mengungguli puluhan peserta dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Tim yang menamakan dirinya “Sunda Pride” ini terdiri dari Ridho Haikal Permana, M.Zulfan Dwi Sukasyah, dan Farizi Hibatul Hakim.

Sayembara Karya Tulis Ilmiah PT Kompas Navigasi Indonesia merupakan salah satu kompetisi yang bertujuan untuk mendorong inovasi di bidang teknologi dengan fokus pada solusi praktis dan aplikatif. Mengusung tema “Eksplorasi Aplikasi Teknologi GNSS Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” tim Sunda Pride mengajukan karya tulis ilmiah mengenai AGRIDOC, sebuah aplikasi inovatif yang memanfaatkan sistem GNSS pada drone untuk pemantauan kesehatan tanaman dalam pertanian cerdas.

 

 

Dalam foto tersebut, terlihat Ridho sebagai perwakilan tim Sunda Pride dengan penuh kebanggaan menerima hadiah dari CEO PT Kompas Navigasi Indonesia. Acara penyerahan hadiah juga dihadiri oleh Ketua Departemen Teknologi Kebumian (DTK) dan Wakil Dekan Sekolah Vokasi UGM, yang turut memberikan dukungan dan ucapan selamat kepada tim. Mereka menunjukkan kegembiraan setelah diumumkan sebagai pemenang. Selama kompetisi, tim Sunda Pride berhasil menjelaskan potensi dan rancangan aplikasi AGRIDOC secara efektif, memukau para juri dengan solusi cerdas yang mereka tawarkan.

Kompetisi ini berlangsung melalui beberapa tahap yang melibatkan pendaftaran daring, pengumpulan abstrak, pengumpulan karya ilmiah, presentasi karya, dan penilaian oleh juri. Pada 7 mei 2024, finalis mempresentasikan karya mereka, dan tim Sunda Pride terpilih sebagai pemenang utama. Tim ini memperoleh sertifikat, merchandise, uang tunai sebesar Rp1.300.000,00, serta hibah GPS Geodetik SingularXYZ Y1 GNSS Receiver.

Ridho Haikal Permana, ketua tim Sunda Pride, menyatakan, “Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh PT Kompas Navigasi Indonesia. Kemenangan ini adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi kami. Kami berharap rancangan aplikasi AGRIDOC dapat membawa dampak positif pada sektor pertanian dan membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.”

Dengan semangat inovasi dan dukungan dari PT Kompas Navigasi Indonesia, sayembara ini berhasil memberikan platform bagi mahasiswa untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam teknologi GNSS. Diharapkan, solusi yang dikembangkan oleh tim Sunda Pride akan terus berkembang dan dapat diterapkan lebih luas, memajukan sektor pertanian, dan mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

 

 

 

 

 

 

Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM Terima Hibah Stasiun CORS dari PT Kompas Navigasi Indonesia

Pada tahun 2022, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) menerima hibah Stasiun CORS (Continuously Operating Reference Station) dari PT Kompas Navigasi Indonesia. Stasiun CORS ini dipasang di rooftop Gedung TILC SV UGM. Hibah tersebut bertujuan untuk mendukung kegiatan penelitian, survei, dan pemetaan di lingkungan akademik. Data GPS yang dihasilkan dari Stasiun CORS ini nantinya akan tersedia secara gratis bagi pihak-pihak yang memerlukan.

 

 

 

 

Foto di atas merupakan  pemantauan Stasiun CORS yang terletak di rooftop Gedung TILC, Sekolah Vokasi UGM. Stasiun ini dioperasikan untuk menghasilkan data GPS yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai penelitian dan kegiatan survei serta pemetaan. Proses penyerahan hibah dilakukan secara resmi dengan dihadiri oleh perwakilan dari PT Kompas Navigasi Indonesia dan pihak SV UGM. Dalam sambutannya, kedua pihak menekankan pentingnya teknologi CORS dalam meningkatkan akurasi dan efisiensi di bidang akademik, khususnya dalam penelitian geodesi dan pemetaan.

Stasiun CORS ini dirancang untuk memfasilitasi berbagai penelitian di bidang kebumian dan diharapkan menjadi sumber data yang bermanfaat tidak hanya bagi lingkungan akademik UGM tetapi juga bagi masyarakat luas. Data yang dihasilkan setiap hari oleh stasiun ini akan tersedia secara gratis, memungkinkan akses terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan untuk berbagai keperluan ilmiah dan praktis.

Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SV UGM menyatakan, “Hibah ini sangat berarti bagi kami, karena akan memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian di bidang kebumian. Dengan adanya Stasiun CORS ini, kita dapat memperkaya sumber daya akademik dan memberikan dampak positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.”

 

 

Dengan kehadiran Stasiun CORS di Gedung TILC, para mahasiswa dan peneliti di UGM kini memiliki akses yang lebih baik untuk melakukan penelitian yang lebih akurat dan mendalam. Ini juga akan mendukung berbagai proyek akademik dan riset di masa depan, memperkuat posisi UGM sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia.