Mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Angkatan 2021, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada melaksanakan kegiatan MBKM, tepatnya di Kantor BBWS Serayu Opak, di divisi Perencanaan Program. Pada 16 Februari hingga 20 Februari 2024, Mahasiswa TSPD mendapatkan kegiatan pengukuran topografi di Bendung Tirtomoyo dan Kadilangu dengan jam kerja selama 9 jam perhari dan diberlakukan sistem 5 hari kerja yaitu hari Senin-Jum’at.
Pengukuran ini dilakukan oleh Bapak Ganjar dan tim selaku konsultan proyek, Mahasiswa MBKM TSPD UGM, dan didampingi oleh tim Perencanaan Program BBWS Serayu Opak. Pengukuran ini digunakan sebagai desain awal pembuatan saluran tersier perikanan di Bendung Tirtomoyo dan Kadilangu. Saluran tersier ini dibuat atas permintaan warga sekitar yang terdampak karena adanya kolam-kolam ikan di sepanjang saluran irigasi bendung, yang menjadikan adanya perebutan debit air. Jadi tujuan pembangunan saluran tersier ini adalah agar debit air pada saluran irigasi terbagi sama rata untuk mengairi kolam ikan dan mengairi sawah.
Panjang saluran yang diukur pada Bendung Tirtomoyo adalah ± 162 meter untuk saluran kanan dan ± 178 meter untuk saluran kiri, sedangkan pada Bendung Kadilangu adalah ± 668 meter. Pada Bendung Tirtomoyo diukur long section dan cross section dengan jarak per cross yaitu 15 meter, sedangkan pada Bendung Kadilangu long section dan cross section diukur dengan jarak per cross yaitu 25 meter. Selain pengukuran cross, dilakukan juga pengukuran spot heigh kolam, bangunan penting, gundukan, cekungan, elevasi gabungan atau petakan kolam, dan elevasi teliti (bukan endapan). Pengukuran ini dilakukan selama 3 hari, kemudian melakukan pengolahan data topografi di kantor pada hari selanjutnya.
Melalui kegiatan magang di BBWS Serayu Opak, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang studi yang dipelajari. Dengan berkontribusi dalam program pembangunan yang dicanangkan oleh divisi Perencanaan Program, diharapkan mereka dapat menyelaraskan teori yang dipelajari di kampus dengan praktik lapangan. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi mahasiswa, tetapi juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan yang telah ditetapkan oleh instansi.
Dengan demikian, magang ini tidak hanya menjadi sarana pembelajaran, tetapi juga menjadi wujud nyata dari kolaborasi antara akademisi dan praktisi untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya air.
Penulis : Agistina Chasanah, Aurelia Putri Priyantama, Finda Kirani Arda Paramita, Yoan Noury Alfianita