Arsip:

Pelestarian warisan budaya

Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar Sekolah Vokasi UGM Lakukan Pemantauan Deformasi Candi Prambanan dengan Teknologi Terestrial dan Satelit

Yogyakarta – Tim dosen dari Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), menggagas penelitian lanjutan mengenai pemantauan struktur dan deformasi Candi Prambanan. Penelitian ini memasuki tahap pengukuran kala ke empat yang dimulai sejak tahun 2022. Penelitian ini merupakan kolaborasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Taman Wisata Candi (TWC), dan Museum Cagar Budaya (MCB).

Sebagai langkah awal, seluruh pihak terlibat menggelar rapat koordinasi pada 29 Juli 2025. Pertemuan ini bertujuan menyamakan pemahaman teknis serta strategi penelitian yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahap ke depan.

Metode pemantauan memanfaatkan kombinasi teknologi satelit dan peralatan survei terestrial. Pengamatan GNSS digunakan untuk titik-titik poligon utama maupun perapatan, Total Station digunakan untuk memantau pergerakan titik kontrol pada tubuh candi, sementara sipat datar dimanfaatkan guna memantau ketinggian pada titik kontrol yang ada di permukaan tanah. Pendekatan berlapis ini diyakini mampu menghasilkan gambaran yang akurat mengenai potensi pergeseran atau deformasi yang terjadi.

Menurut ketua tim peneliti, Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng. Sc. pendekatan ini penting agar deteksi dini terhadap kerentanan struktur bisa dilakukan. “Candi Prambanan tidak hanya bernilai sejarah, tetapi juga memiliki risiko kerusakan akibat faktor alam maupun aktivitas manusia. Dengan data ilmiah yang detail, tindakan konservasi dapat lebih terarah,” jelasnya.

Penelitian ini sekaligus mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain Tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dengan menjaga situs budaya dunia, Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui pemanfaatan teknologi pemantauan mutakhir, serta Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) karena melibatkan kerjasama multi-stakeholder dalam bidang pelestarian.

Harapannya, hasil riset ini tidak hanya menjadi pijakan bagi upaya konservasi jangka panjang, tetapi juga dapat memperkuat strategi perlindungan warisan budaya agar tetap terjaga keberadaannya dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Penelitian Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM Kembangkan Model Simulasi 3D Digital Twin Candi Prambanan untuk Pelestarian Warisan Budaya

Yogyakarta – Tim peneliti dari Program Studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah melakukan penelitian pengembangan Model Simulasi 3D Digital Twin untuk melestarikan Candi Prambanan sebagai salah satu warisan budaya dunia. Penelitian ini dilaksanakan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Taman Wisata Candi (TWC), dan Museum Cagar Budaya (MCB).

Pengambilan data dilakukan secara langsung di kompleks Candi Prambanan dengan teknik pemotretan detail relief pada dinding candi menggunakan kamera beresolusi tinggi. Data tersebut kemudian diolah di Laboratorium Geomatika Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi UGM untuk menghasilkan model digital berbasis Virtual Reality (VR). Model ini nantinya akan berfungsi sebagai digital twin, yakni representasi virtual dari Candi Prambanan yang dapat dimanfaatkan untuk pemantauan, konservasi, serta edukasi masyarakat luas.

Ketua tim peneliti, Ir. Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng. menjelaskan bahwa teknologi digital twin ini membuka peluang baru dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya. “Dengan adanya model 3D yang interaktif, kita tidak hanya membantu melestarikan artefak berharga secara fisik, tetapi juga menghadirkan cara baru bagi masyarakat dan generasi muda untuk memahami nilai sejarah dan budaya Candi Prambanan,” ungkapnya

Inovasi ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dengan fokus pada pelestarian warisan budaya dunia, Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran, serta Tujuan 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan pengembangan teknologi digital untuk konservasi.

Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan pelestarian warisan budaya di era digital. Ke depan, model simulasi 3D ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk pemantauan jumlah pengunjung, simulasi konservasi, hingga integrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT).

“Penelitian ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberlanjutan warisan budaya kita. Dengan digital twin, kita memastikan Prambanan tetap terjaga, dikenal, dan dapat dinikmati hingga generasi mendatang,” tutup ketua tim peneliti.

Mengabadikan Sejarah: Digitalisasi dan Dokumentasi 3D Cagar Budaya Pantja Dharma

Tim peneliti dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), telah melakukan pengukuran 3D di Kawasan Pantja Dharma, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini bertujuan untuk mendokumentasikan secara digital bangunan cagar budaya yang ada di kawasan tersebut menggunakan teknologi Terrestrial Laser Scanner (TLS). Proses pengukuran berlangsung dari tanggal 15 Januari hingga 8 Februari 2024 dan bertujuan untuk melestarikan warisan budaya melalui digitalisasi yang akurat.

Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah cloud-to-cloud yang memungkinkan setiap titik data dari alat TLS memiliki tingkat overlap sebesar 30-40 persen untuk memastikan kualitas dan keselarasan data yang dihasilkan. Metode ini memberikan gambaran lengkap dan detail dari struktur bangunan yang diukur, yang kemudian dikonversi menjadi point cloud. Data yang dihasilkan dari teknologi TLS memberikan representasi geometri yang akurat dan memadai sebagai bagian dari upaya Reality Capture.

 

 

Pengukuran ini memiliki peran penting dalam melengkapi data dokumentasi digital guna menjaga dan melestarikan objek-objek cagar budaya. Kawasan Pantja Dharma, dengan nilai sejarahnya, harus didokumentasikan secara menyeluruh agar informasi detail mengenai kondisi fisik bangunan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di masa depan. Hal ini sejalan dengan status Kawasan Pantja Dharma yang kini telah mendapatkan predikat Cagar Budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 211/KEP/2024. Selain itu, data ini mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek pelestarian warisan budaya dan pembangunan berkelanjutan.

Dokumentasi digital ini diharapkan dapat membantu para konservator, arkeolog, dan pihak terkait lainnya dalam merencanakan strategi pemeliharaan dan restorasi bangunan dengan lebih baik dan tepat. Data yang dihasilkan juga berpotensi menjadi acuan dalam upaya pendidikan dan penelitian di bidang pelestarian cagar budaya.

 

 

Koordinator tim peneliti, Hanif Ilmawan, S.T., M.Eng. menyatakan, “Penggunaan teknologi TLS ini merupakan langkah penting dalam menjaga warisan budaya di kawasan Pantja Dharma. Dengan dokumentasi digital, kami dapat memonitor kondisi bangunan secara berkelanjutan dan merencanakan tindakan pelestarian yang lebih efektif.” Kegiatan ini menunjukkan pentingnya dokumentasi digital untuk menjaga kelestarian objek-objek cagar budaya di Indonesia, terutama di kawasan bersejarah seperti Pantja Dharma, yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur tinggi.

 

Ikon SDGs 4 Pendidikan Bermutu

Ikon SDGs 9 Infrastruktur, industri dan inovasi

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan