Candi Prambanan
Sleman, 1 Agustus 2024 – Tim peneliti dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), telah melakukan penelitian inovatif terkait pemodelan 3D Candi Prambanan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model tiga dimensi yang detail dari bangunan candi beserta relief-relief bersejarahnya. Proses akuisisi data lapangan berlangsung dari tanggal 10 hingga 23 Juli 2024, menggunakan kamera untuk memotret relief yang terpahat di dinding candi.
Dengan pendekatan teknologi fotogrametri, setiap relief difoto dari berbagai sudut untuk menghasilkan representasi 3D yang akurat dan realistis. Penelitian ini berfokus pada Candi Garuda yang berada di kompleks Candi Prambanan. Hasil penelitian ini tak hanya membuat visualisasi 3D saja, tetapi juga memberikan atribut semantik pada setiap relief. Hal ini memungkinkan informasi mendetail terkait relief-relief tersebut dapat dihubungkan dengan model digital. Penggunaan atribut semantik dalam model ini merupakan langkah penting menuju penerapan HBIM (Heritage Building Information Modelling), yaitu sebuah metode yang menggabungkan teknologi informasi bangunan dengan pelestarian warisan budaya.
Dengan adanya HBIM, data 3D yang dihasilkan tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, tetapi juga sangat bermanfaat dalam proses rekonstruksi dan restorasi Candi Prambanan di masa depan. Para peneliti berharap teknologi ini dapat membantu para konservator dan arkeolog dalam melakukan analisis dan pemeliharaan candi secara lebih efisien dan akurat.
Koordinator tim peneliti, Ir. Erlyna Nour Arrofiqoh, S.T., M.Eng. mengungkapkan, “Penelitian ini merupakan langkah penting dalam melestarikan Candi Prambanan dengan menggunakan teknologi modern. Dengan pemodelan 3D dan HBIM, tidak hanya mengamati kondisi fisik candi saat ini, tetapi juga merencanakan strategi restorasi yang lebih baik ke depannya.” Penelitian ini tidak hanya berdampak pada kelestarian Candi Prambanan, tetapi juga membuka jalan baru bagi penggunaan teknologi pemodelan bangunan untuk pelestarian warisan budaya di Indonesia.
Sleman, 24 Juli 2024 – Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, UGM melakukan penelitian tentang deformasi di Candi Prambanan. Penelitian deformasi di Candi Prambanan dilakukansecara berkala tiap tahun sejak 2022 dan memasuki tahun ketiga pada 2024. Penelitian ini bertujuan untuk memantau perubahan struktur Candi Prambanan yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng.Sc. dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian dengan pendanaan dari Sekolah Vokasi, UGM.
Pemantauan deformasi dilakukan dengan menggunakan beberapa alat teknologi presisi tinggi, yaitu GNSS, waterpass, dan total station. GNSS digunakan untuk memantau pergeseran horizontal dan Waterpass digunakan untuk memantau pergeseran vertikal di sekitar Candi Prambanan. Total station digunakan untuk memantau pergeseran titik kontrol yang dipasang di tubuh candi. Pengambilan data lapangan dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu, dari tanggal 8 hingga 23 Juli 2024, untuk mendapatkan data yang akurat terkait pergerakan tanah dan perubahan struktur bangunan.
Koordinator tim peneliti menyampaikan bahwa “Pemantauan deformasi ini penting untuk memantau perubahan mikro dalam struktur candi, yang dapat memberikan indikasi awal terhadap potensi kerusakan. Dengan data yang kami kumpulkan, kami dapat menganalisis pergerakan tanah dan struktur secara lebih rinci, sehingga dapat memitigasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang.”
Proses pengambilan data deformasi di Candi Prambanan melibatkan pengukuran dari beberapa titik kontrol di sekitar candi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode yang mampu mendeteksi pergerakan dalam skala milimeter. Tahun ini menjadi langkah penting untuk membandingkan hasil dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tren pergerakan atau perubahan dapat dilihat secara lebih jelas.
Hasil dari pemantauan deformasi ini diharapkan dapat membantu para konservator dan arkeolog dalam menjaga dan merestorasi Candi Prambanan dengan tepat, sehingga warisan budaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Proyek ini juga menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi geospasial dan teknik pengukuran presisi dalam melindungi situs budaya.
Kamis, 27 Juni 2023, Tim Peneliti dari Teknologi Survei Pemetaan Dasar Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi UGM bersama dengan perwakilan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), Museum Candi Prambanan (MCB), dan Taman Wisata Candi (TWC) melakukan rapat koordinasi untuk pelaksanaan penelitian di Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan salah satu situs bersejarah umat beragama Hindu yang perlu dilestarikan. Situs ini berada di perbatasan Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Candi Prambanan berada pada struktur tanah pasir dan di sisi sebelah barat terdapat aliran sungai Opak sehingga membuat struktur tanah yang menopang candi Prambanan menjadi labil. Pada sungai Opak juga terdapat sesar yang dapat mempengaruhi kestabilan Candi Prambanan. Sebagai upaya pelestarian dan perlindungan terhadap warisan budaya, Tim peneliti dari Program Studi Teknologi Survei Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan pemantauan deformasi pada Candi Prambanan yang berada di wilayah rawan gempa. Selain itu, tim penelitian juga memodelkan bangunan candi dalam model 3D untuk dokumentasi digital.
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Balai Pelestarian Kebudayaan Unit Prambanan ini bertujuan untuk merencanakan penelitian di Candi Prambanan. Ir. Hanif Ilmawan S.T., M.Eng., tim peneliti dari UGM menjelaskan bahwa deformasi dan pemodelan 3D merupakan isu kritis yang menjadi tantangan dalam hal konservasi dan pemeliharaan untuk memastikan kelestarian candi. “Penelitian ini bertujuan untuk melakukan survei dan studi mendalam terkait pemodelan 3D dan deformasi pada struktur Candi Prambanan. Dengan kolaborasi semua pihak, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi untuk tindakan pelestarian yang diperlukan,” ungkapnya.
Selama pertemuan, semua peserta mendiskusikan metodologi yang akan digunakan selama penelitian, termasuk pengumpulan data, pemodelan 3D, serta analisis kondisi fisik bangunan. Tim dari BPK, MCB, dan TWC juga menyampaikan pentingnya penelitian ini dalam konteks pengelolaan dan pelestarian situs budaya yang memiliki nilai historis yang tinggi.
Pihak MCB menekankan bahwa hasil dari penelitian ini tidak hanya akan memberi wawasan tentang kondisi struktur candi tetapi juga membantu dalam meningkatkan aspek pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga warisan budaya. Sementara itu, BPK dan TWC berkomitmen untuk mendukung upaya penelitian ini.
Pertemuan ini diakhiri dengan kesepahaman untuk menjalin kerja sama yang berkelanjutan guna mendukung penelitian dan program pelestarian Candi Prambanan di masa mendatang. Semua pihak berharap bahwa penelitian ini akan membawa manfaat yang signifikan dalam upaya menjaga salah satu cagar budaya terpenting Indonesia