Arsip:

Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar

Aktivitas MBKM Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar : Internship Mahasiswa TSPD di PT Geo Survey Persada Indonesia

Mulai pertengahan Februari 2024 sampai pertengahan Juni 2024 beberapa mahasiswa TSPD (Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar) diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan magang MBKM di PT Geo Survey Persada Indonesia, yang bergerak di bidang Konsultan Pemetaan Foto Udara dan LiDAR yang berlokasi di Yogyakarta. P.T. GSPI merupakan salah satu anak Perusahaan dari Madhava Persada Group.

Selama magang mahasiswa mengerjakan beberapa tugas yang meliputi :

  1. Membuat 3D Model bangunan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat Pekerjaan ini menggunakan data foto udara yang sudah Oblique dan point cloud LiDar. Terdapat data LOD 1 dan 2. Pada LOD 1 dilakukan penyesuaian bentuk dan ukuran pada setiap bangunan dengan acuannya data di exel, sementara itu untuk LOD 2 dilakukan pemberian model dan texture atap serta warna pada bangunan dengan menyesuaikan keadaan di lapangan menggunakan citra dari Foto Udara Oblique dan Google Earth. LOD merupakan Level Of Detail yang merupakan Tingkat kedetailan pada suatu objek, semakin tinggi nilai LOD maka objek yang dimodelkan semakin detail. Output dari pekerjaan ini hanya sampai pada visualisasi 3D model bangunan menyesuaikan pada LOD yang diminta klien.
  2. Melakukan Post Processing pada data LiDar / Strip Adjusment
    Pengolahan ini menggunakan data LiDar yang merupakan proyek British School Jakarta, kolaborasi antara P.T. GeoBIM Indonesia dengan P.T. Geo Survey Persada Indonesia. Data LiDar diolah mengacu pada Juklik Pokja Pengumpulan DGIG, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Badan Informasi Geospasial 2023. Pekerjaan ini dimulai dari Manajement Trajectory, pembuatan Grid menggunakan software Global Mapper, kemudian dilanjutkan proses Strip Adjusment.

Strip Adjusment bertujuan untuk mengoreksi point cloud data LiDar antar jalur terbang yang saling bertumpang susun (Soininen, 2015). Pada Strip Adjusment terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

    • Macro, mengklasifikasi kelas-kelas berdasarkan ground, building, dan low point. Hasil dari pengolahan Macro berupa point clound dengan warna yang berdasarkan kelas.
    • Measure Mach, mengitung beda antar jalur mengguankan kelas ground dan building. Hasil dari perhitungan ini harus dibawah 10 cm, jika hasil yang diperoleh dibawah 10 cm maka harus dilakukan proses Tie Lines.
    • Tie Lines, merupakan tahap menghitung dan menyeleksi nilai gap antara dua flightline yang kemudian dilakukan koreksi pergeseran vertical, horizontal dan parameter boresight sehingga diperoleh data yang lidar yang tidak ada pergeseran antar jalut (point cloud antar jalur saling match)

Dari pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan mahasiswa, semuanya merupakan pembelajaran yang baru dan kemampuan baru yang telah mahasiswa peroleh selama magang di P.T. Geo Survey Persada Indonesia

Kesan mahasiswa selama magang di P.T. Geo Survey Persada Indonesia disambut baik oleh para staf serta di berikan pengarahan pengenalan perusahaan, dan mentor yang sabar dalam membimbing mahasiswa. Mahasiswa TSPD berharap ilmu yang didapatkan dapat berguna dikemudian hari.

Penulis: Chica Intan Sari, Reni Fitriana Yohanovi, Novi Yuliasari

Aktivitas MBKM Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar : Optimisasi Penempatan Titik Koordinat menggunakan GNSS dan Pemantauan Pemancangan Cerucuk Bambu di Proyek Tol Tanggul Laut Semarang-Demak 1B

Beberapa mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar melakukan magang di PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai tim survei. Pada Maret 2024, PT Pembangunan Perumahan Proyek Tol Semarang Demak tengah melakukan pekerjaan pemancangan cerucuk bambu. PT Berdikari dan GSMS  hingga saat ini masih bekerja sama dalam pekerjaan pemancangan cerucuk bambu sebagai  bagian dari konstruksi jalan tol tanggul laut Semarang-Demak.

Kontruksi ini memanfaatkan batang-batang bambu dengan panjang 8m yang dirakit dan terdiri  dari tujuh batang. Cerucuk bambu ini berfungsi untuk menopang struktur jalan tol serta  mengurangi penurunan yang tidak setara.

Proses pemancangan cerucuk bambu tersebut menggunakan 1 Ponton oleh PT GSMS dan 1  Tongkang oleh PT Berdikari yang masing-masing terdapat Hydraulic Hammer untuk  pemancangan dan Crane untuk pengambilan cerucuk bambu dari area penumpukan ke Mall  Pressing.

Pekerjaan pemancangan dilakukan dengan menempatkan Mall Pressing ke titik koordinat yang  dituju. Dalam hal ini, tim survey dari PT PP menggunakan alat Total Station dan GNSS untuk  mengecek penempatan titik tiang pancang baik dari darat maupun secara langsung di atas laut.

Tim Survey PT. PP dalam melakukan positioning pemancangan cerucuk bambu sebelum  digunakannya alat GNSS, Tim tersebut menggunakan alat total station untuk menempatkan  titik koordinat yang tertera pada Shop Drawing.

Total sation berguna untuk mendapatkan koordinat relative dari cerucuk bambu dengan  menggunakan referensi titik yang telah ada. Alat ini efisien apabila jarak antara total station  dengan ponton relative dekat. Akan tetapi apabila jarak total station dengan ponton relatif  jauh, alat ini kurang efisien. Oleh karena itu tim survei menggunakan alat GNSS untuk mengatasi  kurang efisiennya alat total station yang digunakan.

Penggunaan GNSS membantu mencari titik yang lebih optimal dalam mengidentifikasi posisi titik koordinat. Kesalahan posisi yang didapatkan lebih kecil dan ketepatan penempatan titik  koordinat lebih baik. GNSS lebih efektif baik dalam jangkauan dekat atau jauh. Sehingga  dengan GNSS dapat mencapai hasil optimasi dalam penempatan titik koordinat yang lebih  akurat dan efektif .

Upaya optimisasi dalam penentuan posisi tidak hanya pada penggunaan alat, tetapi juga  keamahiran operator kapal dalam mengendalikan atau memanuver kapal sesuai dengan  instruksi yang diberikan oleh tim surveyor ketika melakukan proses positioning. Dengan  demikian, diharapkan membantu dalam memastikan bahwa posisi yang ditentukan dengan  menggunakan GNSS akurat dan sesuai dengan ketentuan yang telah direncanakan.  Berdasarkan upaya-upaya tersebut, diharapkan bahwa proyek Pembangunan tol tanggul laut  Semarang – Demak 1B yang digarap oleh PT Pembangunan Perumahan akan mencapai tingkat  akurasi yang tinggi serta efisiensi yang lebih besar. Selain ittu, infrastruktur yang dihasilkan  juga diharapkan menjadi kokoh dan aman bagi pengguna, karena titik koordinat yang tepat  akan memastikan bahwa setiap cerucuk bambu yang dipancangkan ditempatkan dengan presisi  yang optimal.

Penulis: Aulia Sugesti Putri, Nadhia Ferlia Fara, Yuli Tri Setiyorini

Aktivitas MBKM Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar : Mahasiswa Program MBKM turut serta dalam Program PTSL 2024 di Kabupaten Jepara

Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) merupakan bagian dari kebijakan dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan peluang bagi mahasiswa untuk langsung andil dalam dunia kerja. Program ini menghubungkan antara perusahaan dengan institusi/perguruan tinggi. Dalam hal ini, terdapat mahasiswa program studi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar yang melaksanakan MBKM di salah satu perusahaan penyedia jasa survei dan pemetaan yakni PT. Multi Konsultindo Jaya.

Salah satu proyek PT.Multi Konsultindo Jaya yakni pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) 2024 di Kabupaten Jepara yang merupakan salah satu program dari Kementrian ATR/BPN. Program ini merupakan wujud pelaksanaan kewajiban pemerintah untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah masyarakat (Kominfo, 2018). Pelaksanaan kegiatan PTSL meliputi kegiatan perencanaan, penetapan lokasi, persiapan, pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi PTSL dan satgas, penyuluhan, pengumpulan data fisik dan yuridis, penelitian data yuridis untuk pembuktian hak, pengumuman data fisik dan yuridis serta pengesahannya, penyelesaian kegiatan PTSL, penegasan konversi, pengakuan dan pemberian hak, pembukuan dan atau penerbitan sertifikat, pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan hingga pelaporan (Juknis PTSL 2023).

Program pendaftaran tanah sistematik lengkap pada kantah Kabupaten Jepara di estimasi terdapat 20.000 bidang tanah. Bidangan tanah tersebut meliputi Desa Cepogo, Plajan, Pendem, dan Pancur. Program PTSL ini dikerjakan oleh tiga tim yaitu PT. Multi Konsultindo Jaya, KJSB Dwi Putra Ananta, dan KJSB Antero Sinergi Global. PT Multi Konsultindo Jaya bertanggung jawab dalam pengerjaan PTSL di Desa Pancur (4925 bidang tanah) dan Desa Cepogo. KJSB Antero Sinergi Global bertanggung jawab dalam pengerjaan PTSL di Desa Cepogo (4833 bidang tanah dikerjakan oleh 2 tim) dan Desa Pendem (3733 bidang tanah). KJSB Dwi Putra Ananta bertanggung jawab dalam pengerjaan PTSL di Desa Plajan (6509 bidang tanah). Meskipun pengerjaan program PTSL ini dibagi menjadi tiga tim namun program ini dibawah tanggung jawab PT. Multi Konsultindo Jaya sebagai pihak ke-3 yang menerima project dari kantor pertanahan kabupaten Jepara.

Garis besar pelaksanaan PTSL terdiri dari pekerjaan lapangan dan studio. Pada pekerjaan lapangan meliputi kegiatan survei dan pemetaan bidang tanah menggunakan teknologi fotogrametri (pemetaan menggunakan UAV//drone) dan teknologi terestris (menggunakan GNSS dengan metode RTK). Sedangkan pekerjaan studio merupakan tindak lanjut data yang didapatkan dari pekerjaan lapangan meliputi standarisasi, pengurusan administrasi dengan BPN, hingga penerbitan PBT yang digunakan untuk pengumuman bidang tanah.

Pengalaman melakukan pengukuran untuk pendaftaran tanah sangat berkesan bagi Mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, karena mahasiswa dapat ikut andil, belajar, dan merasakan bagaimana proses pengukuran di lapangan secara langsung.

Penulis : Anisa Rhyan Kiranti dan Ema Fitria Sari

Aktivitas MBKM Prodi Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar : Pemasangan Patok Batas Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Bumi Suksesindo oleh PT. Frasta Survey Indonesia

Mahasiswa Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar yang melakukan magang di PT. Frasta Survey Indonesia mendapatkan proyek pemasangan  patok batas IUP dari PT. Bumi Suksesindo sebanyak 25 patok batas perapatan dan 3 patok batas  sudut yang tersebar di beberapa wilayah di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi,  Jawa Timur. Proses pemasangan patok batas tersebut meliputi 11 proses tahapan diantaranya  orientasi, pemasangan patok bantu, pengukuran patok bantu, stake out, penggalian, drop material,  pengecoran (instalasi) patok, pengecekan kualitas patok, pengecoran sepatu atas, re-survey, dan  finishing patok batas.

Orientasi merupakan tahapan awal identifikasi titik dengan menggunakan  GPS Handheld dimana pada tahapan ini seorang surveyor harus benar-benar  teliti mengumpulkan segala informasi di sekitar lokasi titik. Sebagai contoh terdapat area terbuka sehingga dapat digunakan untuk pemasangan patok  bantu, sumber air untuk proses pengecoran, mencari akses jalan yang mudah  dan efektif sehingga sebelum dilakukan tahapan berikutnya dapat dipersiapkan terlebih dahulu.

 

 

Proses pemasangan patok bantu dilakukan untuk menentukan titik rencana  pengamatan GNSS secara statik. Titik bantu ini ke depannya akan digunakan  sebagai titik ikat untuk pengukuran poligon atau stake out titik galian patok  batas. Pengukuran patok bantu statik dilakukan untuk menentukan posisi dan elevasi  untuk keperluan penentuan batas. Alat yang digunakan adalah GNSS dengan  metode pengukuran radial yang diikatkan pada BM dengan ketentuan  pengamatan selama 75 menit dengan interval pengamatan 2 detik dan obstruksi  sebesar 15º . Hasil pengukuran statik harus dilakukan secara post processing  menggunakan software pengolahan dengan menghasilkan solusi ambiguitas  fixed dan memiliki nilai PDOP < 10.

 

 

Stake out merupakan tahapan pengukuran untuk menentukan lokasi/posisi titik  koordinat patok batas di lapangan. Pada pekerjaan stake out titik patok batas di  lapangan ini dapat menggunakan metode pengukuran dengan instrumen total  station atau menggunakan metode pengamatan GNSS secara RTK. Setelah  posisi titik koordinat patok batas telah ditentukan, tahap selanjutnya adalah  melakukan penggalian untuk pemasangan patok batas.

 

 

Penggalian lubang dilakukan untuk persiapan pengecoran patok batas yang sesuai dengan peraturan ESDM Nomor 1825 K/30/MEM/2018 dimana patok harus tertanam sedalam 75 cm, muncul dipermukaan 25cm dengan lebar sepatu bawah dan sepatu atas 60 cm.

 

 

Drop material merupakan proses pengangkutan bahan-bahan material yang digunakan untuk pemasangan (pengecoran) patok batas menuju ke area sekitar titik pemasangan patok batas yang telah di-stake out. Tahap pengecoran (instalasi) patok batas dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam peraturan ESDM Nomor 1825 K/30/MEM/2018 yang meliputi pengecekan slump test dengan tingkat konsistensi < 7 cm dan juga harus memperhatikan pemasangan marker atas dan lempeng samping penanda batas wilayah.

 

 

Pengecekan kualitas patok dilakukan dengan menggunakan alat hammer test pada 16 titik yang terbagi menjadi 4 pada bagian dinding sepatu bawah, lantai sepatu bawah, dinding patok dan pada atas patok. Ketentuan dari hammer test yaitu minimum setelah 14 hari pengecoran untuk nilai hammer test harus > 25 rebound untuk memastikan tingkat kekerasan beton sehingga dapat dipastikan beton benar-benar keras dan matang.

 

 

 

 

 

Re-survey merupakan peninjauan kembali yang harus  dilakukan setelah pengecoran untuk memastikan bahwa  koordinat marker atas sudah sesuai dengan koordinat  perencanaan sehingga dapat dilanjutkan pada proses  selanjutnya sampai dengan finishing.

 

Pengecoran sepatu atas adalah proses pembuatan sepatu dengan bahan dasar beton. Pengecoran ini dilakukan dengan menggunakan cetakan yang telah dipasang dengan besi tulangan.
Pekerjaan finishing tanda batas IUP meliputi kegiatan pengaacian dan pengecatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pelayanan (services) perusahaan kepada mitra untuk meningkatkan mutu dan kualitas pekerjaan.

Magang ini sangat berkesan bagi mahasiswa, karena mahasiswa dapat merasakan dan belajar secara langsung bagaimana proses pembuatan patok batas di lapangan.

Penulis: Samekto, Leonard, Adrian