Sleman, 24 Juli 2024 – Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi, UGM melakukan penelitian tentang deformasi di Candi Prambanan. Penelitian deformasi di Candi Prambanan dilakukansecara berkala tiap tahun sejak 2022 dan memasuki tahun ketiga pada 2024. Penelitian ini bertujuan untuk memantau perubahan struktur Candi Prambanan yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Rochmad Muryamto, M.Eng.Sc. dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, Departemen Teknologi Kebumian dengan pendanaan dari Sekolah Vokasi, UGM.
Pemantauan deformasi dilakukan dengan menggunakan beberapa alat teknologi presisi tinggi, yaitu GNSS, waterpass, dan total station. GNSS digunakan untuk memantau pergeseran horizontal dan Waterpass digunakan untuk memantau pergeseran vertikal di sekitar Candi Prambanan. Total station digunakan untuk memantau pergeseran titik kontrol yang dipasang di tubuh candi. Pengambilan data lapangan dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu, dari tanggal 8 hingga 23 Juli 2024, untuk mendapatkan data yang akurat terkait pergerakan tanah dan perubahan struktur bangunan.
Koordinator tim peneliti menyampaikan bahwa “Pemantauan deformasi ini penting untuk memantau perubahan mikro dalam struktur candi, yang dapat memberikan indikasi awal terhadap potensi kerusakan. Dengan data yang kami kumpulkan, kami dapat menganalisis pergerakan tanah dan struktur secara lebih rinci, sehingga dapat memitigasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang.”
Proses pengambilan data deformasi di Candi Prambanan melibatkan pengukuran dari beberapa titik kontrol di sekitar candi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode yang mampu mendeteksi pergerakan dalam skala milimeter. Tahun ini menjadi langkah penting untuk membandingkan hasil dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tren pergerakan atau perubahan dapat dilihat secara lebih jelas.
Hasil dari pemantauan deformasi ini diharapkan dapat membantu para konservator dan arkeolog dalam menjaga dan merestorasi Candi Prambanan dengan tepat, sehingga warisan budaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. Proyek ini juga menunjukkan pentingnya penggunaan teknologi geospasial dan teknik pengukuran presisi dalam melindungi situs budaya.