Arsip:

SIG

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Meningkatkan Tata Kelola dan Pengambilan Keputusan di Tingkat Desa

Pemerintah desa dan kelurahan semakin menyadari pentingnya menggunakan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan pengambilan keputusan. Salah satu teknologi yang saat ini digunakan di beberapa desa adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG adalah sebuah sistem yang membantu mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data yang memiliki informasi lokasi atau geografis. Data yang dikumpulkan SIG tidak hanya berupa angka atau teks, tetapi juga posisi di peta, seperti lokasi rumah, fasilitas umum, atau batas wilayah. Dengan menggunakan SIG, pemerintah desa bisa mengetahui distribusi penduduk, fasilitas yang tersedia, hingga kondisi jalan secara visual dan rinci.

SIG juga mendukung Analisis Spasial dan Spatial Decision Support System (SDSS), yang berperan besar dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi. Analisis spasial adalah proses mengkaji data geografis untuk mendapatkan wawasan lebih dalam, misalnya untuk melihat daerah dengan kepadatan penduduk tinggi atau wilayah yang jauh dari akses kesehatan. Dengan adanya SDSS, SIG dapat membantu pemerintah desa mengambil keputusan yang lebih baik dengan memberikan berbagai opsi dan analisis. Contohnya, pemerintah desa bisa menentukan lokasi terbaik untuk membangun fasilitas umum baru berdasarkan data spasial yang ada, sehingga fasilitas tersebut dapat diakses oleh lebih banyak warga.

Penerapan SIG dan SDSS di tingkat kelurahan atau desa menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan desa yang lebih terarah. Teknologi ini menjadi bagian dari konsep Smart Village, di mana desa menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan SIG, desa dapat mengelola sumber daya alam, infrastruktur, dan layanan publik dengan lebih baik. Hal ini sejalan dengan beberapa tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG’s), seperti mengurangi kemiskinan, menyediakan akses infrastruktur yang layak, dan memperkuat pembangunan desa berkelanjutan.

 

Gambar 1. Contoh Penerapan SDSS dalam Penentuan Lokasi Pos Ronda Baru di Desa

 

Salah satu contoh pemanfaatan SIG di tingkat kelurahan dapat dilihat di Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Melalui program yang diinisiasi oleh Departemen Teknologi Kebumian Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Kalurahan Kaliagung mengembangkan basis data kependudukan spasial yang mencakup informasi penting seperti lokasi rumah penduduk, batas RT, jalan, dan fasilitas umum. Kegiatan ini diketuai oleh Ir. Hanif Ilmawan S.T., M.Eng dosen Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Survei Pemetaan Dasar. Data tersebut disusun sebagai dasar bagi pemerintah kalurahan untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dan relevan. Misalnya, mereka dapat mengetahui daerah mana yang membutuhkan fasilitas tambahan atau infrastruktur yang perlu diperbaiki.

Dengan adanya SIG, Pemerintah Kalurahan Kaliagung kini memiliki sistem pendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Data spasial ini menjadi acuan penting untuk merencanakan program-program pengembangan di masa depan secara lebih tepat sasaran dan efektif. Inisiatif ini selaras dengan visi dan misi pemerintah Republik Indonesia yang menekankan pentingnya pemerataan pembangunan hingga ke tingkat desa. Pemerintah RI telah mencanangkan visi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan layanan publik yang terjangkau.

Implementasi SIG sebagai bagian dari pengembangan desa cerdas (Smart Village) mendukung visi ini dengan memberikan akses data yang akurat dan berbasis lokasi. Ini memungkinkan pemerintah desa untuk mengambil langkah-langkah nyata dalam meningkatkan fasilitas umum, mendukung produktivitas ekonomi desa, serta memantau kebutuhan sosial masyarakatnya. Program berbasis SIG seperti ini diharapkan menjadi contoh nyata penerapan teknologi untuk memperkuat tata kelola dan pelayanan publik di desa-desa di seluruh Indonesia, sesuai dengan misi pemerintah RI dalam memajukan desa sebagai fondasi pembangunan nasional dan mengakselerasi pencapaian SDG’s di tingkat lokal.

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan

 

 

 

 

 

Dukung Pengembangan Smart Village, TSPD SV UGM Kembangkan Basis Data Spasial di Kalurahan Kaliagung

Kulon Progo, 9 November 2024 – Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), sukses menginisiasi program pengabdian masyarakat berupa pembuatan basis data kependudukan spasial di Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Program ini merupakan kelanjutan dari proyek pada tahun sebelumnya, dan tahun ini berfokus pada pengembangan sistem basis data spasial di Dusun Banyunganti Kidul sebagai proyek percontohan.

Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri, Kalurahan Kaliagung tergolong sebagai Desa Ekstrem Miskin di Kulon Progo. Program ini diharapkan dapat memberikan dukungan signifikan terhadap tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya terkait pengembangan Smart Village dan pengurangan kemiskinan melalui teknologi. Program ini juga melibatkan mahasiswa program Sarjana Terapan Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar, yang bekerja sama dengan pamong kalurahan untuk pengumpulan data secara langsung di lapangan.

Pendekatan Teknologi SIG untuk Pembangunan Berkelanjutan

Dalam kegiatan ini, tim pengabdian masyarakat menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai alat utama untuk mengintegrasikan data kependudukan dengan aspek spasial, menciptakan sistem basis data yang komprehensif. SIG berfungsi mengolah data yang mencakup informasi geografis seperti lokasi rumah penduduk, batas wilayah administrasi, dan akses ke fasilitas umum. Penggunaan SIG memungkinkan data kependudukan tersebut dikaitkan langsung dengan peta digital, sehingga informasi yang dihasilkan tidak hanya berupa angka dan teks, tetapi juga dilengkapi dengan visualisasi spasial yang mudah dipahami. Dengan demikian, SIG membantu memetakan distribusi penduduk secara lebih efektif, sekaligus memberi gambaran tentang kepadatan, persebaran, dan karakteristik wilayah tertentu.

Fungsi utama SIG dalam analisis spasial adalah menyediakan kerangka untuk menggabungkan berbagai lapisan data menjadi satu basis data terpadu yang dapat dianalisis secara mendalam. Dalam proyek ini, SIG memungkinkan tim untuk melakukan overlay atau tumpang-tindih data spasial, seperti menggabungkan peta lokasi rumah penduduk dengan fasilitas umum, jalan, dan batas-batas administrasi. Analisis ini sangat berguna dalam pengambilan keputusan berbasis lokasi, misalnya untuk menentukan daerah yang membutuhkan fasilitas kesehatan, mengidentifikasi wilayah yang padat penduduk, atau memahami keterjangkauan fasilitas umum bagi warga. Dengan SIG, pemerintah dapat membuat kebijakan yang lebih tepat dan berbasis data untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Kalurahan Kaliagung, selaras dengan tujuan desa cerdas (Smart Village) dan SDG’s.

 

Tahapan Pengembangan Basis Data

Proses pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap:

  1. Pengumpulan Data: Tim melaksanakan survei door-to-door untuk memperoleh data kependudukan langsung dari warga, termasuk data Kartu Keluarga (KK), kepala keluarga, dan foto rumah. Data spasial seperti lokasi rumah diperoleh dari digitasi foto udara hasil pengabdian tahun sebelumnya.
  2. Pembuatan Basis Data Spasial: Data yang dikumpulkan diolah dan diintegrasikan dengan data spasial dalam sebuah basis data menggunakan aplikasi SIG.
  3. Penyerahan dan Sharing Knowledge: Hasil akhir basis data spasial diserahkan kepada Pemerintah Kalurahan Kaliagung. Selain itu, dilaksanakan sesi pelatihan untuk meningkatkan kapasitas aparatur kalurahan dalam mengelola dan memperbarui data secara mandiri.

 

 

Gambar 1. Tim Pengabdian TSPD Melaksanakan Survei Data Kependudukan Bersama Pemerintah Kalurahan Kaliagung.

Hasil dan Dampak

Data spasial yang dikembangkan dalam bentuk shapefile memudahkan akses data kependudukan dengan informasi yang lengkap saat data titik dipilih, termasuk informasi lokasi rumah dan data demografis terkait. Program ini diharapkan menjadi landasan bagi Pemerintah Kalurahan Kaliagung untuk melakukan analisis tematik sesuai kebutuhan setempat.

Gambar 2. Hasil Pengembangan Basis Data Spasial Kependudukan
pada Sistem Informasi Geografis

“Program pengabdian ini mendukung Kalurahan Kaliagung dalam mengelola data secara mandiri dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan Smart Village yang berkelanjutan. Teknologi seperti ini menjadi kunci dalam pengambilan keputusan berbasis data,” ujar Ridho Haikal Permana, perwakilan tim dari Sekolah Vokasi UGM yang mempresentasikan kegiatan ini dalam Seminar Nasional Hasil-Hasil Pengabdian Masyarakat di Gedung Field Research Center UGM (09/11).

Dengan program ini, Pemerintah Kalurahan Kaliagung diharapkan mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan basis data spasial untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis data. Basis data spasial ini menjadi sumber informasi penting bagi berbagai sektor, seperti pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, serta layanan kesehatan dan pendidikan. Dengan data yang akurat dan selalu diperbarui, pemerintah kalurahan dapat merespons kebutuhan masyarakat secara lebih efektif dan efisien, serta mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus. Selain itu, kemampuan petugas kalurahan dalam mengelola data ini juga diharapkan terus meningkat, sehingga Kalurahan Kaliagung dapat lebih mandiri dalam melakukan analisis spasial sesuai kebutuhan mereka.

Di masa depan, program ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih luas dengan menambahkan berbagai jenis data tematik lainnya, seperti data ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan integrasi data yang lebih beragam, basis data spasial ini dapat menjadi landasan bagi analisis yang lebih kompleks dan mendalam, seperti pemetaan kemiskinan, distribusi ekonomi lokal, atau mitigasi risiko bencana. Program ini juga membuka peluang bagi kolaborasi lebih lanjut dengan lembaga pendidikan dan pemerintah daerah dalam pengembangan kapasitas teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. Diharapkan, inisiatif ini dapat menjadi model bagi kalurahan lain dalam mewujudkan Smart Village yang mendukung SDG’s dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.

 

Ikon SDGs 11 Kota dan komunitas yang berkelanjutan